BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Manajemen
sering mepunyai masalah tidak efektifnya komunikasi. Padahal komunikasi yang
efektif adalah penting bagi para manajer, paling tidak untuk dua alasan.
Pertama, komunikasi adalah proses melalui fungsi-fungsi manajemen perencanaan,
pengorganisasian,pengarahan, dan pengawasan dapat dicapai. Kedua, komunikasi
adalah kegiatan untuk para manajer mencurahkan sebagian besar proporsi waktu
mereka.
Informasi harus
dikomunikasikan kepada para manajer agar mereka mempunyai dasar perencanaan,
rencana-rencana harus dikomunikasikan kepada pihak lain agar dilaksanakan.
Pengorganisasian memerlukan komunikasi dengan bawahan tentang penugasan jabatan
mereka. Pengarahan mengharuskan manajer untuk berkomunikasi dengan bawahannya
agara tujuan kelompok dapat dicapai. Komunikasi tertulis dan lisan adalah
esensi dari pengawasan. Jadi, manajer dapat melaksanakan fungsi-fungsi
manajemen mereka hanya melalui interaksi dan komunikasi dengan pihak lain.
1.2 Tujuan
a. Untuk
mengetahui siapa saja yang terlibat didalam komunikasi suatu organisasi
b. Untuk
mengetahui bagaimana proses komunikasi itu terjadi didalam suatu organisasi
c. Untuk
mengetahui peran manajemen komunikasi didalam suatu organisasi
d. Untuk
mengetahui hambatan-hambatan yang ada didalam manajemen komunikasi
e. Untuk
mengetahui upaya peningkatan efektivitas manajemen komunikasi dalam suatu
organisasi
1.3 Rumusan masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan komunikasi dalam organisasi?
2. Siapa
yang melakukan komunikasi didalam suatu organisasi?
Apa
peran manajemen komunikasi didalam suatu organisasi?
5. Apa
saja hambatan-hambatan yang terdapat didalammanajemen komunikasi dalam suatu
organisasi?
6. Bagaimana
upaya meningkatkan efektivitas manajemen komunikasi didalam suatu organisasi?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
PENGERTIAN KOMUNIKASI DAN ORGANISASI
A. Pengertian Komunikasi
Secara etimologis, kata komunikasi
berasal dari bahasa Latin communicatio, dari kata yang berarti berpartisipasi
atau memberitahukan. Kemudian dlm bhs. Latin communicatus, yang artinya berbagi
atau milik bersama. Atau dari kata communis berarti milik bersama atau berlaku
dimana-mana, sehingga kata communis opinion mempunyai arti pendapat umum atau
pendapat mayoritas (Liliweri, Alo. 1991:3). Adapun dalam literatur ilmiah
ditemukan sangat banyak definisi komunikasi oleh para ahli. Diantaranya adalah
definisi Harold D. Laswell (Liliweri, 1991:7) yang mendefinisikan komunikasi
yaitu "who says what ini which channel to whom with what effect".
Kemudian definisi Hovland (1948) mengatakan bahwa "Communication as the
process by which an individual (the communicator) transmits stimuli (usually
verbal symbol) to modify the behavior of the other individuals (communicant)".
Sedangkan Hick dan Gullett (1996 : 322) mengemukakan : "Communication is
the transfer and under standing from one person to another”. Ilmu komunikasi
sebagai ilmu pengetahuan sosial yang bersifat multidisipliner, tidak bisa
menghindari perspektif dari beberapa ahli yang tertarik pada kajian komunikasi,
sehingga definisi dan pengertian komunikasi menjadi semakin banyak dan beragam.
Masing-masing mempunyai penekanan arti, cakupan, konteks yang berbeda satu sama
lain, tetapi pada dasarnya saling melengkapi dan menyempurnakan makna
komunikasi sejalan dengan perkembangan ilmu komunikasi.
Menurut Frank E.X. Dance, 1976 dalam
bukunya Human Communication Theory terdapat 126 buah definisi tentang
komunikasi yang diberikan oleh beberapa ahli. Dalam buku Sasa Djuarsa Sendjaja.
Pengantar Ilmu Komunikasi dijabarkan tujuh buah definisi yang dapat mewakili
sudut pandang dan konteks pengertian komunikasi. Definisi-definisi tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Hovland, Janis & Kelley:1953,
Komunikasi adalah suatu proses melalui mana seseorang (komunikator)
menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk katakata) dengan tujuan mengubah atau
membentuk perilaku orang-orang lainnya (khalayak).
2. Berelson dan Stainer, 1964.
Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian dan
lain-lain. Melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar,
angka-angka dan lain-lain.
3. Lasswell, 1960. Komunikasi
pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa, mengatakan apa,
dengan saluran apa, kepada siapa? Dengan akibat apa atau hasil apa? (Who? Says
what? In which channel? To whom? With what effect?)
4. Gode, 1959. Komunikasi adalah
suatu proses yang membuat sesuatu dari yang semula dimiliki oleh seseorang
(monopoli seseorang) menjadi dimiliki oleh dua orang atau lebih.
5. Barnlund, 1964. Komunikasi
timbul didorong oleh kebutuhan-kebutuhan untuk mengurangi rasa ketidakpastian,
bertindak secara efektif, mempertahankan atau memperkuat ego.
6. Ruesch, 1957. Komunikasi adalah
suatu proses yang menghubungkan satu bagian dengan bagian lainnya dalam
kehidupan.
7. Weaver, 1949. Komunikasi adalah
seluruh prosedur melalui mana pikiran seseorang dapat mempengaruhi pikiran
orang lainnya.
Definisi komunikasi secara umum adalah suatu proses
pembentukan, penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan yang terjadi di dalam
diri seseorang dan atau di antara dua atau lebih dengan tujuan tertentu.
Definisi tersebut memberikan beberapa pengertian pokok yaitu komunikasi adalah
suatu proses mengenai pembentukan, penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan
Setiap pelaku komunikasi dengan demikian akan melakukan empat tindakan: membentuk,
menyampaikan, menerima, dan mengolah pesan. Ke-empat tindakan tersebut
lazimnya terjadi secara berurutan. Membentuk pesan artinya menciptakan sesuatu
ide atau gagasan. Ini terjadi dalam benak kepala seseorang melalui proses kerja
sistem syaraf.
Pesan yang telah terbentuk ini kemudian disampaikan
kepada orang lain. Baik secara langsung ataupun tidak langsung. Pesan yang
diterimanya ini kemudian akan diolah melalui sistem syaraf dan diinterpretasikan.
Setelah diinterpretasikan, pesan tersebut dapat menimbulkan tanggapan atau
reaksi dari orang tersebut. Apabila ini terjadi, maka si orang tersebut kembali
akan membentuk dan menyampaikan pesan baru. Demikianlah ke –empat tindakan ini
akan terus-menerus terjadi secara berulang-ulang. Pesan adalah produk utama
komunikasi.
Pesan berupa lambang-lambang yang menjalankan
ide/gagasan, sikap, perasaan, praktik atau tindakan. Bisa berbentuk kata-kata
tertulis, lisan, gambar-gambar, angka-angka, benda, gerak-gerik atau tingkah
laku dan berbagai bentuk tanda-tanda lainnya. Komunikasi dapat terjadi dalam
diri seseorang, antara dua orang, di antara beberapa orang atau banyak orang.
Komunikasi mempunyai tujuan tertentu. Artinya komunikasi yang dilakukan sesuai
dengan keinginan dan kepentingan para pelakunya.
B.
Pengertian Organisasi
Kemudian setelah mengetahui pengertian
dari komunikasi, kita akan mengetahui sedikit tentang organisasi. Pengertian
organisasi itu sendiri banyak bermacam macam pendapat, di antaranya adalah
Schein(1982), mengatakan bahwa organisasi adalah suatu koordinasi rasional
kegiatan sejumlah orang untuk mencapai beberapa tujuan umum melalui pembagian
pekerjaan dan fungsi melalui hierarki otorias dan tanggung jawab.
Sedangkan Kochler (1976), mengatakan
bahwa organisasi adalah sistem hubungan yang terstruktur yang mengkoordinasi
usaha suatu kelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu. Wright (1977) berpendapat
bahwa organisasi adalah suatu bentuk sistem terbuka dari aktivitas yang
dikoordinasi oleh dua orang atau lebih untuk mencapai suatu tujuan bersama.
2.2
PROSES KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI
Pada tataran teoritis, paling tidak kita
mengenal atau memahami komunikasi dari dua perspektif, yaitu:
Perspektif
Kognitif. Komunikasi
menurut Colin Cherry, yang mewakili perspektif kognitif adalah penggunaan lambang-lambang (symbols)
untuk mencapai kesamaan makna atau berbagi informasi tentang satu objek atau
kejadian. Informasi adalah sesuatu
(fakta, opini, gagasan) dari satu partisipan kepada partisipan lain melalui
penggunaan kata-kata atau lambang lainnya.
Jika pesan yang disampaikan diterima secara akurat, receiver akan
memiliki informasi yang sama seperti yang dimiliki sender, oleh karena itu
tindak komunikasi telah terjadi.
Perspektif
Perilaku. Menurut BF. Skinner dari perspektif perilaku
memandang komunikasi sebagai perilaku verbal atau simbolik di mana sender
berusaha mendapatkan satu efek yang dikehendakinya pada receiver. Masih dalam perspektif perilaku, FEX Dance
menegaskan bahwa komunikasi adalah adanya satu respons melalui lambang-lambang
verbal di mana simbol verbal tersebut bertindak sebagai stimuli untuk
memperoleh respons. Kedua pengertian
komunikasi yang disebut terakhir, mengacu pada hubungan stimulus respons antara
sender dan receiver.
Setelah kita memahami pengertian
komunikasi dari dua perspektif yang berbeda, kita mencoba melihat proses
komunikasi dalam suatu organisasi.
Menurut Jerry W. Koehler dan kawan-kawan, bagi suatu organisasi,
perspektif perilaku dipandang lebih praktis karena komunikasi dalam organisasi
bertujuan untuk mempengaruhi penerima (receiver). Satu respons khusus diharapkan oleh pengirim
pesan (sender) dari setiap pesan yang disampaikannya. Ketika satu pesan mempunyai efek yang dikehendaki,
bukan suatu persoalan apakah informasi yang disampaikan tersebut merupakan
tindak berbagi informasi atau tidak.
Sekarang kita mencoba memahami proses
komunikasi antarmanusia yang disajikan dalam suatu model berikut:
Proses komunikasi diawali oleh sumber
(source) baik individu ataupun kelompok yang berusaha berkomunikasi dengan
individu atau kelompok lain, sebagai berikut:
Langkah
pertama yang dilakukan sumber adalah ideation yaitu
penciptaan satu gagasan atau pemilihan seperangkat informasi untuk
dikomunikasikan. Ideation ini merupakan
landasan bagi suatu pesan yang akan disampaikan.
Langkah
kedua dalam penciptaan suatu pesan adalah encoding, yaitu
sumber menerjemahkan informasi atau gagasan dalam wujud kata-kaya, tanda-tanda
atau lambang-lambang yang disengaja untuk menyampaikan informasi dan diharapkan
mempunyai efek terhadap orang lain.
Pesan atau message adalah alat-alat di mana sumber mengekspresikan
gagasannya dalam bentuk bahasa lisan, bahasa tulisan ataupun perilaku nonverbal
seperti bahasa isyarat, ekspresi wajah atau gambar-gambar.
Langkah
ketiga dalam proses komunikasi adalah penyampaian pesan
yang telah disandi (encode). Sumber
menyampaikan pesan kepada penerima dengan cara berbicara, menulis, menggambar
ataupun melalui suatu tindakan tertentu.
Pada langkah ketiga ini, kita mengenal istilah channel atau saluran,
yaitu alat-alat untuk menyampaikan suatu pesan.
Saluran untuk komunikasi lisan adalah komunikasi tatap muka, radio dan
telepon. Sedangkan saluran untuk
komunikasi tertulis meliputi setiap materi yang tertulis ataupun sebuah media
yang dapat mereproduksi kata-kata tertulis seperti: televisi, kaset, video atau
OHP (overheadprojector). Sumber berusaha
untuk mebebaskan saluran komunikasi dari gangguan ataupun hambatan, sehingga
pesan dapat sampai kepada penerima seperti yang dikehendaki.
Langkah
keempat, perhatian dialihkan kepada penerima pesan. Jika pesan itu bersifat lisan, maka penerima
perlu menjadi seorang pendengar yang baik, karena jika penerima tidak
mendengar, pesan tersebut akan hilang.
Dalam proses ini, penerima melakukan decoding, yaitu memberikan
penafsiran interpretasi terhadap pesan yang disampaikan kepadanya. Pemahaman (understanding) merupakan kunci
untuk melakukan decoding dan hanya
terjadi dalam pikiran penerima. Akhirnya
penerimalah yang akan menentukan bagaimana memahami suatu pesan dan bagaimana
pula memberikan respons terhadap pesan tersebut.
Proses
terakhir dalam proses komunikasi adalah feedback atau umpan
balik yang memungkinkan sumber mempertimbangkan kembali pesan yang telah
disampaikannya kepada penerima. Respons
atau umpan balik dari penerima terhadap pesan yang disampaikan sumber dapat berwujud
kata-kata ataupun tindakan-tindakan tertentu.
Penerima bisa mengabaikan pesan tersebut ataupun menyimpannya. Umpan balik inilah yang dapat dijadikan
landasan untuk mengevaluasi efektivitas komunikasi.
2.3
PERAN MANAJEMEN KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI
Komunikasi adalah salah satu fungsi
dasar dari manajemen dalam organisasi dan pentingnya hampir tidak bisa terlalu
ditekankan. Ini adalah proses transmisi informasi, gagasan, pikiran, pendapat
dan rencana antara berbagai bagian organisasi.
Hal ini tidak mungkin untuk memiliki
hubungan manusia tanpa komunikasi. Namun, komunikasi yang baik dan efektif
diperlukan tidak hanya untuk hubungan manusia yang baik tetapi juga untuk
bisnis yang baik dan sukses.
Komunikasi yang efektif diperlukan di
berbagai tingkat dan untuk berbagai aspek dalam organisasi seperti :
Untuk
manajer - hubungan karyawan:
Komunikasi yang efektif informasi dan
keputusan merupakan komponen penting untuk manajemen hubungan karyawan. Manajer
tidak bisa mendapatkan pekerjaan yang dilakukan dari karyawan kecuali mereka
dikomunikasikan secara efektif dari apa yang dia ingin dilakukan? Dia juga
harus yakin beberapa fakta dasar seperti bagaimana berkomunikasi dan apa yang
dapat diharapkan hasil dari komunikasi itu. Sebagian besar masalah manajemen
timbul karena kurangnya komunikasi yang efektif. Kemungkinan kesalahpahaman dan
keliru dapat diminimalkan dengan sistem komunikasi yang benar.
Untuk
motivasi dan semangat kerja karyawan:
Komunikasi adalah juga merupakan alat
dasar untuk motivasi, yang dapat meningkatkan moral para karyawan dalam suatu
organisasi. Komunikasi yang tidak tepat atau rusak antara karyawan atau antara
manajer dan bawahannya adalah penyebab utama dari konflik dan moral yang rendah
di tempat kerja. Pengelola harus menjelaskan kepada karyawan tentang apa yang
harus dilakukan, seberapa baik mereka lakukan dan apa yang dapat dilakukan
untuk performa yang lebih baik untuk meningkatkan motivasi mereka. Dia bisa
menyiapkan pernyataan tertulis, jelas menguraikan hubungan antara tujuan perusahaan
dan tujuan pribadi dan mengintegrasikan kepentingan dari dua.
Untuk
meningkatkan produktivitas:
Dengan komunikasi yang efektif, Anda
dapat mempertahankan hubungan manusia yang baik dalam organisasi dan dengan
mendorong ide-ide atau saran dari karyawan atau pekerja dan menerapkan sebisa
mungkin, Anda juga dapat meningkatkan produksi dengan biaya rendah.
Untuk
karyawan:
Ini adalah melalui komunikasi bahwa
karyawan mereka menyerahkan pekerjaan laporan, komentar, keluhan dan saran ke
senior atau manajemen. Organisasi harus memiliki kebijakan komunikasi yang
efektif dan cepat dan prosedur untuk menghindari keterlambatan, kesalahpahaman,
kebingungan atau distorsi fakta dan membangun harmoni di antara semua orang
yang bersangkutan dan departemen.
Pentingnya
komunikasi tertulis:
Komunikasi dapat dilakukan melalui lisan
atau tertulis. Dalam komunikasi lisan, pendengar dapat membuat apa speaker coba
katakan, tetapi dalam komunikasi tertulis, teks materi di pesan adalah refleksi
dari pemikiran Anda. Jadi, komunikasi tertulis atau pesan harus jelas, tujuan
dan ringkas dengan kata-kata yang benar, untuk menghindari salah tafsir dari
pesan Anda. Komunikasi tertulis memberikan catatan permanen untuk penggunaan
masa depan dan juga memberikan kesempatan kepada karyawan untuk memasang
komentar mereka atau saran secara tertulis.
Jadi, komunikasi yang efektif sangat
penting untuk sukses bekerja dari sebuah organisasi. Bisnis menulis perangkat
lunak dengan grammar checker dan teks pengayaan alat, yang meningkatkan kalimat
sederhana menjadi satu lebih profesional dan canggih, dapat digunakan untuk
menulis komunikasi bisnis yang efektif. Untuk informasi lebih lanjut, silakan
kunjungi alat koreksi tata bahasa .
Pada
dasarnya komunikasi di dalam organisasi, terbagi kepada tiga bentuk:
1.
Komunikasi vertikal
Bentuk komunikasi ini merupakan bentuk
komunikasi yang terjadi dari atas ke bawah dan sebaliknya. Artinya komunikasi
yang disampaikan pimpinan kepada bawahan, dan dari bawahan kepada pimpinan
secara timbal balik.
Fungsi komunikasi ke bawah digunakan
pimpinan untuk:
a. Melaksanakan
kebijaksanaan, prosedur kerja, peraturan, instruksi, mengenai pelaksanaan kerja
bawahan.
b. Menyampaikan
pengarahan doktrinasi, evaluasi, teguran.
c. Memberikan
informasi mengenai tujuan organisasi, kebijaksanaan-kebijaksaan organisasi,
insentif.
Seorang pimpinan harus lebih
memperhatikan komunikasi dengan bawahannya, dan memahami cara-cara mengambil
kebijaksanaan, terhadap bawahannya.
Keberhasilan organisasi dilandasi oleh
perencanaan yang tepat, dan seorang pimpinan organisasi yang memiliki jiwa
kepemimpinan. Kedua hal terseut merupakan modal utama untuk kemajuan organisasi
yang dipimpinnya.
Fungsi komunikasi ke atas digunakan
untuk:
a. Memberikan
pengertian mengenai laporan prestasi kerja, saran, usulan, opini, permohonan
bantuan, dan keluhan.
b. Memperoleh
informasi dari bawahan mengenai kegiatan dan pelaksanaan pekerjaan bawahan dari
tingkat yang lebih rendah.
Bawahan tentulah berharap agar ide,
saran, pendapat, tanggapan maupun kritikannya dapat diterima dengan lapang
dada, dan hati terbuka oleh pimpinan.
2.
Komunikasi horizontal
Bentuk komunikasi secara mendatar,
diantara sesama karyawan dsbnya. Komunikasi horizontal sering kali berlangsung
tidak formal.
Fungsi komunikasi horizontal/ke samping
digunakan oleh dua pihak yang mempunyai level yang sama. Komunikasi ini
berlangsung dengan cara tatap muka, melalui media elektronik seperti telepon,
atau melalui pesan tertulis.
3.
Komunikasi diagonal
Bentuk komunikasi ini sering disebut
juga komunikasi silang. Berlangsung dari seseorang kepada orang lain dalam
posisi yang berbeda. Dalam arti pihak yang satu tidak berada pada jalur
struktur yang lain.
Fungsi komunikasi diagonal digunakan
oleh dua pihak yang mempunyai level berbeda tetapi tidak mempunyai wewenang
langsung kepada pihak lain.
Bentuk Komunikasi Berdasar Struktur
Organisasi
1. Superior
- subordinate communication
Disebut juga downward communication
yaitu komunikatornya adalah atasan dan komunikasinya adalah bawahannya.
Katz & Kahn menyebutkan 5 bentuk
komunikasi downward, yaitu:
a. memberi tugas rinci - job instruction
b. memberi informasi tentang prosedur
organisasi dan latihan-latihan.
c. memberi informasi tentang rastionale
of the job yaitu alasan mengapa tugas
tersebut harus dilakukan
d. memberi tahu tentang kinerja anak
buah
e. memberi informasi tentang ideologi
organisasi (visi, misi) untuk memudahkan
dalam mencapai tujuan organisasi.
Media yang digunakan adalah media tulis,
media lesan, interaktif.
2. Subordinate
- initiated communication
Disebut juga dengan upward
communication yaitu komunikasi yang terjadi dari bawahan ke atasannya.
Adapun bentuknya adalah:
a. Informasi pribadi tentang gagasan,
sikap, peampilan kerja.
b. Informasi feedback tentang
performance teknis, beberapa informasi penting
lainnya.
3.
Interactive communication
Komunikasi yang terjadi pada karyawan
yang selevel.
Bentuknya adalah
a. Task coordination
b. Problem solving
c. Information sharing
d. Conflict Resolution
Beberapa
faktor pada struktur organisasi yang berpengaruh pada pola komunikasi antara
lain
a. ukuran
b. sentralisasi - desentralisasi
c. degrees of uncertainity
2.4
HAMBATAN-HAMBATAN MANEJEMEN KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI
Di dalam komunikasi selalu ada hambatan
yang dapat mengganggu kelancaran jalannya proses komunikasi. Sehingga informasi
dan gagasan yang disampaikan tidak dapat diterima dan dimengerti dengan jelas
oleh penerima pesan atau receiver.
Menurut Ron Ludlow & Fergus Panton,
ada hambatan-hambatan yang menyebabkan komunikasi tidak efektif yaitu adalah:
1.
Status effect
Adanya perbedaaan pengaruh status sosial
yang dimiliki setiap manusia.Misalnya karyawan dengan status sosial yang lebih
rendah harus tunduk dan patuh apapun perintah yang diberikan atasan. Maka
karyawan tersebut tidak dapat atau takut mengemukakan aspirasinya atau
pendapatnya.
2. Semantic Problems
Faktor semantik menyangkut bahasa yang
dipergunakan komunikator sebagai alat untuk menyalurkan pikiran dan perasaanya
kepada komunikan. Demi kelancaran komunikasi seorang komunikator harus
benar-benar memperhatikan gangguan sematis ini, sebab kesalahan pengucapan atau
kesalahan dalam penulisan dapat menimbulkan salah pengertian (misunderstanding)
atau penafsiran (misinterpretation) yang pada gilirannya bisa menimbulkan salah
komunikasi (miscommunication). Misalnya kesalahan pengucapan bahasa dan salah
penafsiran seperti contoh : pengucapan demonstrasi menjadi demokrasi, kedelai
menjadi keledai dan lain-lain.
3.
Perceptual distorsion
Perceptual distorsion dapat disebabkan
karena perbedaan cara pandangan yang sempit pada diri sendiri dan perbedaaan
cara berpikir serta cara mengerti yang sempit terhadap orang lain. Sehingga
dalam komunikasi terjadi perbedaan persepsi dan wawasan atau cara pandang antara
satu dengan yang lainnya.
4.
Cultural Differences
Hambatan yang terjadi karena disebabkan
adanya perbedaan kebudayaan, agama dan lingkungan sosial. Dalam suatu
organisasi terdapat beberapa suku, ras, dan bahasa yang berbeda. Sehingga ada
beberapa kata-kata yang memiliki arti berbeda di tiap suku. Seperti contoh :
kata “jangan” dalam bahasa Indonesia artinya tidak boleh, tetapi orang suku
jawa mengartikan kata tersebut suatu jenis makanan berupa sup.
5.
Physical Distractions
Hambatan ini disebabkan oleh gangguan
lingkungan fisik terhadap proses berlangsungnya komunikasi. Contohnya : suara
riuh orang-orang atau kebisingan, suara hujan atau petir, dan cahaya yang
kurang jelas.
6.
Poor choice of communication channels
Adalah gangguan yang disebabkan pada
media yang dipergunakan dalam melancarkan komunikasi. Contoh dalam kehidupan
sehari-hari misalnya sambungan telephone yang terputus-putus, suara radio yang
hilang dan muncul, gambar yang kabur pada pesawat televisi, huruf ketikan yang
buram pada surat sehingga informasi tidak dapat ditangkap dan dimengerti dengan
jelas.
7.
No Feed back
Hambatan tersebut adalah seorang sender
mengirimkan pesan kepada receiver tetapi tidak adanya respon dan tanggapan dari
receiver maka yang terjadi adalah komunikasi satu arah yang sia-sia. Seperti
contoh : Seorang manajer menerangkan suatu gagasan yang ditujukan kepada para
karyawan, dalam penerapan gagasan tersebut para karyawan tidak memberikan
tanggapan atau respon dengan kata lain tidak peduli dengan gagasan seorang
manajer.
2.5
UPAYA MENINGKATKAN EFEKTIVITAS MANAJEMEN KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI
Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi,
artinya memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk
saling berinteraksi. Hal ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar
pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial dengan sesamanya. Dalam
kehidupannya manusia sering dipertemukan satu sama lainnya dalam suatu wadah
baik formal maupun informal. Organisasi adalah sebuah sistem sosial yang
kompleksitasnya jelas terlihat melalui jenis, peringkat, bentuk dan jumlah
interaksi yang berlaku.
Proses dalam organisasi adalah salah satu faktor
penentu dalam mencapai organisasi yang efektif. Salah satu proses yang akan
selalu terjadi dalam organisasi adalah proses komunikasi. Melalui organisasi
terjadi pertukaran informasi, gagasan, dan pengalaman. Mengingat perannya yang
penting dalam menunjang kelancaran berorganisasi, maka perhatian yang cukup
perlu dicurahkan untuk mengelola komunikasi dalam organisasi. Proses komunikasi
yang begitu dinamik dapat menimbulkan berbagai masalah yang mempengaruhi
pencapaian sebuah organisasi terutama dengan timbulnya salah faham dan konflik.
Komunikasi memelihara motivasi dengan memberikan
penjelasan kepada para pegawai tentang apa yang harus dilakukan, seberapa baik
mereka mengerjakannya dan apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja
jika sedang berada di bawah standar.
Aktivitas komunikasi di perkantoran senantiasa
disertai dengan tujuan yang ingin dicapai. Budaya komunikasi dalam konteks
komunikasi organisasi harus dilihat dari berbagai sisi. Sisi pertama adalah
komunikasi antara atasan kepada bawahan. Sisi kedua antara pegawai yang satu
dengan pegawai yang lain. Sisi ketiga adalah antara pegawai kepada atasan.
Masing-masing komunikasi tersebut mempunyai polanya masing-masing.
Di antara kedua belah pihak harus ada
two-way-communications atau komunikasi dua arah atau komunikasi timbal balik,
untuk itu diperlukan adanya kerja sama yang diharapkan untuk mencapai
cita-cita, baik cita-cita pribadi, maupun kelompok, untuk mencapai tujuan suatu
organisasi.
Komunikasi merupakan sarana untuk mengadakan
koordinasi antara berbagai subsistem dalam perkantoran. MenurutKohler ada dua
model komunikasi dalam rangka meningkatkan kinerja dan mencapai tujuan
perkantoran ini. Pertama, komunikasi koordinatif, yaitu proses komunikasi yang
berfungsi untuk menyatukan bagian-bagian (subsistem) perkantoran. Kedua,
komunikasi interaktif, ialah proses pertukaran informasi yang berjalan secara
berkesinambungan, pertukaran pendapat dan sikap yang dipakai sebagai dasar
penyesuaian di antara sub-sub sistem dalam perkantoran, maupun antara
perkantoran dengan mitra kerja. Frekuensi dan intensitas komunikasi yang
dilakukan juga turut mempengaruhi hasil dari suatu proses komunikasi tersebut.
Maaf, tentang makalahnya bagus bisa membntu apa yang sy butuhkan,bolehkan ngambil beberapa item...
BalasHapusIzin Sedot MAs
BalasHapusBagus si mas cuman belum lengkap daftar isinya belum ada
BalasHapus