Sabtu, 02 Maret 2013

Seni Hadrah Bukanlah Perkara Bid'ah


Seni dan Islam tidak bisa dipisahkan, satu sama lainnya saling berkaitan. Islam tidak pernah melarang orang yang ingin berkarya seni, jika tujuannya untuk syiar Islam atau untuk dakwah serta tidak menyimpang dari hukum Islam. Seni itu indah dan Islam itu juga indah. Allah adalah Zat yang sangat indah dan Dia menyukai yang indah-indah. Islam berkembang pesat khususnya di pulau Jawa juga melalui kesenian. Dengan ilmu hidup menjadi mudah, dengan seni hidup menjadi indah.

Salah satu Kesenian Islam adalah kesenian Hadroh Banjari. Kesenian Hadroh Banjari merupakan pembacaan sholawat Nabi yang diiringi dengan rebana. Jadi akar dari kesenian hadroh banjari ini adalah pembacaan sholawat kepada Nabi Muhammad SAW. Di SMKN 3 Malang, seni Hadrah Banjari dimainkan oleh siswa dan siswi yang tergabung dalam grup sholawat Al-Banjari Al-Fauzul Fata SMKN 3 Malang.
Unsur-unsur yang terpenting dalam kesenian Hadroh Banjari adalah antara lain sebagai berikut:
1. Vokal 
Di dalam kesenian Hadroh Banjari yang menadi vokal biasanya orang yang mempunyai suara yang bagus. Seperti di dalam grup Sholawat Al-Banjari Al-Fauzul Fata, orang yang bertugas menjadi vocal adalah siswa/siswi yang memiliki suara bagus dan pandai melantunkan ayat Al-Quran.
2. Alat Hadroh Banjari
Di dalam kesenian Hadroh Banjari alat musik/instrumen yanmg digunakan berupa rebana, Siswa SMKN 3 Malang khususnya menyebutnya terbang. Dalam kesenian Hadroh Banjari/terbang ini pada dasarnya hanya berjumlah empat buah dengan ukuran yang sama, dan dimainkan oleh empat orang dengan tabuhan/ketukan yang berbeda-beda yang jika disatukan menimbulkan nada yang indah. Akan tetapi, di SMKN 3 Malang memiliki 8 alat terbang, 2 calti dan 2 bass. Seluruh alat dimainkan agar terdengar lebih rancak dan meriah .
3. Lagu
Lagu-lagu yang digunakan dalam kesenian Hadroh biasanya diambil dari kitab-kitab dan buku-buku kumpulan Qasidah, seperti kitab Simthud Duror, Al Barzanji, kumpulan Qasidah Islamiyah, dan lain sebagainya. Walaupun terkadang lagu-lagu yang digunakan sama, akan tetapi irama yang digunakan setiap group Hadroh berbeda-beda, khususnya kesenian-kesenian Hadroh yang berada di daerah pesisir selatan menggunakan irama yang bermacam-macam, seperti irama padang pasir, irama campur sari, Dangdut, dan terkadang mereka menciptakan irama sendiri. Hal ini dikarenakan agar orang-orang yang mendengarkan tidak jenuh atau bosan, karena mendengarkan irama yang monoton hanya itu-itu saja. 

4 komentar:

  1. klo itu bukan perkara bid'ah, tolong disertai dalil-dalil ya mas...

    BalasHapus
  2. Dalil tak harus bersifat tekstual, tp bisa memakai kontekstual. Nabi pada waktu hijrah dari mekah ke madinah ketika sampai dimadinah disambut dg bacaan tholaal badru serta diiringi dengan alat musik yang ditabuh Hal ini bisa dijadikan dasar ijma' selain menggunakan Al-Qur'an dan Al-Hadits sebagai sumber utama

    BalasHapus